Promosi

Gurindam 12 Pasal yang Kesembilan

Mengendalikan Diri dari Godaan Dunia


Gurindam 12 Pasal yang Kesembilan

Karya abadi Raja Ali Haji, Gurindam 12, terus relevan sebagai cermin budi pekerti dan panduan hidup. Setiap pasal di dalamnya menawarkan renungan mendalam tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Pada Pasal Yang Kesembilan, kita diajak untuk memahami tentang hakikat godaan dan pengaruh negatif yang dapat menjauhkan manusia dari kebaikan. Pasal ini memerlukan kita untuk introspeksi diri, mengenali celah-celah di mana bujuk rayu keburukan dapat masuk. Dalam untaian baitnya, Raja Ali Haji mengingatkan betapa perlunya kewaspadaan agar diri tidak terjebak dalam perbuatan yang kita sendiri tahu itu salah. Mari kita lihat Gurindam 12 Pasal Yang Kesembilan berikut:


اين ݢوريندم فصل يڠ ڪسمبيلن
Ini Gurindam Pasal yang Kesembilan

تهو ڤكرجاءن تك بايك تتاڤي دكرجاكن
بوڪنڽ مأنوسيا إيائتوله شيطان
    Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
    Bukannya manusia ia itulah syaithan

كجاهتن ساورڠ ڤرمڤوان توا
ايتله إبليس ڤوڽ ڤڠݢاوا
    Kejahatan seorang perempuan tua
    Itulah iblis punya penggawa

ڪڤد سڬال هـمـبـا-هـمـبـا راج
دسيتوله شيطان تمڤتڽ منجا
    Kepada segala hamba-hamba raja
    Disitulah syaithan tempatnya manja

ڪـبـاۑـڪـن اورڠ يڠ مودا-مودا
دسيتوله شيطان تمڤت برݢودا
    Kebanyakan orang yang muda-muda
    Disitulah syaithan tempat bergoda

ڤرڪومڤولن لاكي-لاكي دڠن ڤرمڤوان
دسيتوله شيطان ڤوۑا جاموان
    Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
    Disitulah syaithan punya jamuan

أدڤون اورڠ تـوا يڠ هيمت
شيطان تك سوڪا ممبوات صحابة
    Adapun orang tua yang hemat
    Syaithan tak suka membuat sahabat

جيكا اورڠ مودا قوات برڬورو
دڠن شيطان جادي برسترو
    Jika orang muda kuat berguru
    Dengan syaithan jadi berseteru

=========




Bait-bait dalam Gurindam 12 Pasal Yang Kesembilan ini dengan gamblang menyampaikan pesan tentang perjuangan abadi manusia melawan godaan. Raja Ali Haji mengingatkan bahwa melakukan sesuatu yang diketahui buruk bukanlah ciri manusia sejati, melainkan terperdaya oleh pengaruh lain. Beliau memberikan beberapa contoh situasi atau golongan yang pada masanya dianggap rentan terhadap pengaruh negatif, menekankan bahwa keperluan utama adalah pengendalian diri dan memperkuat keimanan. Gurindam ini memerlukan kita untuk senantiasa mawas diri, menjagapergaulan, dan memperdalam ilmu agama agar terhindar dari perangai yang tercela. Semoga petuah ini menjadi pengingat untuk kita semua.

Posting Komentar

0 Komentar